Seri terakhir atau seri ke 17 ini berjudul : Pusaka Pulau Es yang terdiri dari 23 jilid dan pada blog ini diedit menjadi 3 buku atau 3 file pdf.
Untuk berikutnya akan diposting serial lanjutan dari Bu Kek Sian Su yaitu berjudul Pedang Kayu Harum yang terdiri dari 12 seri.
Sekedar mengingatkan kembali bahwa buku-buku dalam blog ini diketik dengan ukuran A4 format pdf dark mode.
Sekedar info bahwa ebook dalam blog ini dibuat dengan format pdf yang dapat langsung di download dan disimpan di HP sehingga dapat dibaca kapan saja tanpa memerlukan koneksi internet.
Kali ini memasuki seri ke 14 (dari 17 seri) dengan judul Kisah Si Bangau Putih. Seri ini merupakan lanjutan dari cerita sebelumnya dengan judul Suling Naga.
Pemakaian format dark mode dimaksudkan agar tidak silau ketika membacanya, baik dibaca dengan menggunakan PC/laptop maupun dengan HP.
Posting kali ini merupakan Serial ke 13 Bu Kek Sian Su dengan Judul Suling Naga yang merupakan lanjutan dari seri sebelumnya Kisah Para Pendekar Pulau Es.
Cerita ini berlatar belakang masa pemerintahan Sultan Agung pada saat telah dan akan menyerang Belanda di Betawi (Jakarta). Dua kali kegagalan penyerangan karena pengkhiatan bangsa sendiri.
Ceritera rekaan murni yang pernah ditayangkan sebagai ceritera “Kethoprak Sayembara” lewat stasiun TVRI Yogyakarta, Surabaya, Denpasar dan Bandung yang penyelenggaraannya didukung oleh B.P. Kedaulatan Rakyat, dengan judul “KEBRANJANG ING GEGAYUHAN”
Seperti pada buku-buku sebelumnya, serial ini juga diedit dengan menggunakan "kertas" ukuran A4 dengan format pdf dark mode sehingga nyaman dimata ketika dibaca, baik dengan PC/laptop maupun menggunakan HP.
Tidak seperti yang lain, dimana jelas disebutkan atau ada bagian cerita yang mengkisahkan pada masa pemerintahan siapa. Contohnya Nagasasra Sabuk Inten pada masa pemerintahan Sultan Trenggana, ADBM pada masa akhir Hadiwijaya sampai anak Sutawijaya, dll.
